Mengapa ISA? Apa Perubahannya?
Tujuan pembahasan di bagian pertama ialah untuk mengetahui mengapa Indonesia,IAI,IAPI, Bursa Efek Indonesia, dan lain-lain merangkuli ISA. Tidak dapat dipungkiri, pengadopsian International Standards on Auditing (ISA) membawa perubahan. Pertanyaannya ialah “ Apa sifat perubahan standar ini?” inilah cakupan dan pokok bahasan dibagian kedua bab ini.
Mengapa ISA?
Pembahasan bagian pertama bab ini menjawab pertanyaan, mengapa Indonesia mengadopsi ISA? Kita bisa mendekatinya dari sisi kekuatan pasar dan nilai tambah atau kita bisa memilih untuk mengabaikan argumen mengenai insentif. Para praktisi juga ingin mengetahui , berapa besarnya biaya dari perubahan ini.
Kekuatan Pasar
KAP Indonesia yang mempunyai jaringan global dan jaringan international lainnya, melayani client global dan international yang mengadopsi standard- standard IFAC. Bagi KAP yang melayani client audit semcam ini, ISA bukan pilihan. Atau lebih tepatnya “ pilih ISA atau pilih keluar dari jaringan kerja sama global atau jaringan kerja sama international,” sangat jelas bahwa kekuatan pasar merupakan penentu.
Ada Nilai Tambah
Diawali dengan skandal akuntansi yang dalam istilah ISA, massive and perpasive. Auditor gagal mendeteksi Financial Statement Fraud tersebut. Tuntutan hukum (pidana, perdata,administratif). Menyusul regulator mencari solusi.
Lembaga yang menetapkan standar (standard-setting body) secara froaktif atau reaktif menemukan solusi. Regulator ‘’ menyukai’’solusi tersebut, dan solusi ( standard baru) diterapkan. Mungkin dimulai dengan kawasan tertentu, seperti Eropa. Sukses di uni Eropa mendorong lembaga lembaga keuangan dunia (World Bank dan IMF) meng-endorse solusi obat tersebut sebagai obat manjur dunia. Dalam waktu satu dasawarsa apa yang menjadi sukses disatu kawasan di-replicate secara global.
Siapa penerima nilai tambah ? target utamanya tentu para Investor dan calon Investor yang dengan standar baru akan memperoleh laporan keuangan yang lebih baik. Akan tetapi pada akhirnya, profesi akuntansi juga yang memperoleh manfaat terbesar. Setidak-tidaknya, profesi meraih nilai tambah tidak berwujud (intangible)berupa peningkatan mutu audit.
Mengenyampingkan Pro-Kontra
Seperti halnya dalam menghadapi desakan lain untuk berubah, praktisi mengeyampingkan pro dan kontra manfaat biaya dan memutuskan untuk berubah karena tuntutan lingkungan dimana kita berpraktik. IFAC (International federation on accounting)juga memperhatikan para praktisi ini dengan menerbitkan berbagai Pronouncements berkenaan dengan Small And Medium Practices(SMP). IFAC mempunyai Small And Medium Practices Committee yang berupaya meningkatkan kapasitas SMP secara global.
- Perubahan apa yang anda rasa perlu untuk meringankan beban peraturan (regulatory burden) yang anda dan klien-klien usaha kecil dan menengah (UKM) hadapi?
- Tantangan apa yang anda hadapi dalam upaya memberikan upaya nasihat bisnis kepada klien-klien UKM?
- Ceritakan pendapat anda mengenai Guide to Practice Managemen for SMP.
- Apakah anda setuju bahwa konsep-konsep yang mendasari Integrated Reporting juga berlaku untuk UKM.
IFAC juga menerbitkan buku petunjuk KAP dengan praktisi tunggal dan KAP dengan partner antara 2-5 orang . Di antaranya:
- IFAAC, Tips for Cost-Effective ISQC 1 Application, Aprill 2011.
- IFAC , Guide to Quality Control for Small-And Medium-Sized Practices, Implementation Guide, Maret 2009.
- Bacaan pertama berisi tips sederhana untuk KAP kecil untuk mengembangkan QC yang Cost-Effective dalam hubungannya dengan jasa audit , bermakna manfaat audit tersebut bagi klien itu sepadan dengan biaya (Cost dan Fee) yang dibebankan oleh KAP kepadanya.
- Bacaan kedua merupakan publikasi yang lebih besar, praktisi kecil dan menengah yang tidak mempunyai waktu untuk membuat pedoman mengenai kendali mutu.
Dampak Mengadopsi ISA pada Kenaikan Biaya
Suatu studi yang dilakukan oleh Annette G. Kohler dan rekan- rekan dari Univesity of Duisburg-Essen, membuat perkiraan kenaikan biaya ini dalam kerangka penerapan ISA oleh negara-negara masyarakat Uni Eropa.
Untuk memahami kenaikan biaya yang diperkirakan studi tersebut. Ada beberapa pengertian yang perlu dipahami, adalah sebagai berikut:
- Tanggapan terhadap survei datang dari tiga kelompok responden, yakni kantor-kantor akuntan yang tergabung dalam Forum of Firms (FoF), peserta pasar modal ( capital market participants), dan regulator dibidang audit dari negara-negara Uni Eropa.
- Seluruh pasar audit (audit market) dicakup oleh kantor-kantor akuntan yang tergabung dalam FoF, maupun yang tidak tergabung dalam FoF (kantor akuntan non-FoF)
- Ada dua jenis klasifikasi biaya dalam studi ini, yakni biaya yang berulang-ulang terjadi setiap tahun (recurring cost) dan biaya yang sekali terjadi (One off Cost) yakni ketika mulai mengadopsi ISA.
Memaknai Sifat Perubahan
Bagian bab kedua ini membahas makna dari sifat perubahan standar, dari standar audit berbasis ISA dan standar audit sebelum ISA, ada beberapa pendekatan yang dapat dilakukan:
Dalam pendekatan pertama, kita membandingkan substansi standar lama dan substansi standar baru
a.Apa saja perubahannya?
b.Mengapa perubahan itu diperlukan ?
c.Apakah ada latar belakang yang lebih mendasar , lebih filosofi?
Pendekatan kedua, tidak melihat kepada substansi perubahan melainkan kepada otoritas.
Pendekatan ketiga dimulai dari keengganan untuk berubah. Pendektaan ini memaknai perubahan sebagai beban yang tidak perlu.
Menjelaskan Sifat Perubahan dengan Pendekatan Pertama
Jika kita mencermati perbedaan antara ISA dan standar audit sebelumnya, akan terlihat perubahan yang substantif dan mendasar.
Dalam periklanan ada teknik pencitraan yang memberi kesan produk baru lebih baik dari produk lama, meskipun kandungan kimiawi kedua produk tersebut sama saja. Ini bukan perubahan substansi, melainkan sekedar perubahan bungkus, label, atau format.
Perubahan mendasar mencerminkan cara berfikir berbeda yang melandasi teknik audit tertentu.Perubahan substantif dan mendasar akan dijelaskan dengan contoh-contoh dalam bagian berikut.
Sifat Perubahan Substanstif dan Mendasar
Berikut disajikan beberapa contoh sifat perbedaan (antara ISA dan standarsebelumnya) yang bersifat substantif dan mendasar.
Auditing Berbasis Risiko
Ciri yang paling menonjol dari auditing berbasis ISA ialah penekanan terhadap aspek risiko . Audit berbasis ISA tidak lain dari audit berbasis risiko ( Risk-Based Audit). Audit berbasis risiko secara khusus akan dibahas dalam Bab 6.
Sejak diperkenalkannya Program Strata 1 sebagai pengganti program Doktoranus, program studi akuntansi di Universitas Indonesia menggunakan buku teks auditing (sebagai buku teks utama ) yang ditulis oleh Alvin A. Arens dan James K . Loebecke .5 Subjudul buku ini ialah An Integrated Approach . Pada pertengahan 1970-an An Integrated Approach merupakan penemuan penting dalam auditing .
Sebelumnya, buku-buku auditing dan praktik GAAS menekankan audit( pada waktu itu masih dikenal sebagai examintion atau pemeriksaan)atas akun satu per satu, dengan penekanan akun-akun neraca. Risiko audit tidak dibahas atau jika disinggung(seperlunya)keterkaitan dengan auditing tidak diperagakan.
Areans dan penulis-penulis lain mengubah pemikiran audit itu kedalam pendekatan siklus (cycle approach) yang mengintegrasikan audit atas seluruh akun dalam siklus yang bersangkutan.6Areans dan rekan-rekan tidak mengabaikan faktor risiko, namun ISAs memberikan penekanan yang sangat besar terhadap faktor risiko, sejak auditor mempertimbangkan untuk menerima/menolak suatu entitas dalam penugasan auditnya sampai sesudah laporan yang berisi opininya diterbitkan.
ISAs berulang- ulang menegaskan kewajiban auditor ( dengan istilah’’the Auditor Shall’’) dalam menilai risiko (to Assessed Risk),dalam menanggapi risiko yang dinilai (to Respond to Assessed Risk), dalam mengevaluasi resiko yang ditemukan (Detected Risk), baik yang akan dikoreksi maupun yang tidak dikoreksi entitas. Penegasan ini bermakna, jika auditor tidak menjalankan kewajibannya, ia teledor (negligent).
Sebagai konsep auditing, Areans dan rekan-rekannya mengenal risiko dan perananya dalam suatu audit. ISA selangkah lebih maju; ISA merajut konsep risiko dalam setiap tahap audit. Ini contoh dari sifat perubahan yang mendasar.
Dari Rules-Based ke Principles-Based Standards
ISA dan IFRS (International Financial Reporting Standards) adalah standar-standar berbasis prinsip (Principles-Based Standards), yang merupakan perubahan besar dari standar- standar sebelumnya yang berbasis aturan (Rules-Based Standards).
Berpaling dari Model Matematis
Ciri dari semua buku teks auditing Amerika, maupun buku- buku pedoman (manual) dari KAP besar seperti The Big Four di era Assurance Model ialah membantu auditornya dengan memberikan model- model matematis dalam sampling, statistical sampling maupun non- statistical sampling.
Pendekatan matematis ini mempunyai kelemahan yang serius yakni membuat auditor menjadi robot. Mentalitas robot ini juga terlihat dalam mengisi check list yang seharusnya merupakan alat bantu bagi auditor berfikir. Dalam praktiknya, alat bantu ini justru membuat auditor berhenti berfikir.
Salah satu sifat dari model- model matematis, ialah kerumitannya. Kerumitan atau kompleksitas model matematis sering memberikan kesan keliru. ISAs menekankan (dan berulang-ulang mengunakan istilah “The Auditor Shall” dalam setiap ISA)penggunaan profesional judgment”.
Kearifan Profesional dan Konsekuensinya
Setiap auditor mengklaim bahwa ia telah menggunakan Kearifan Profesional dengan contoh-contoh
Apa Konsekuensi dari ISAs mewajibkan kearifan profesional? Konsekuensi yang paling mudah diamati ialah keterlibatan auditor yang berpengalaman, dan dalam praktik akuntan publik, ini berarti dalam keterlibatan patner yang mempunyai pengalaman( jam terbang dan kepakaran dalam industri tertentu atau jenis audit tertentu), pendidikan dan pelatihan (juga dalam ISAs ) dengan ciri-ciri kepribadian tertentu seperti sikap skeptis (Professional Skepticism).
Jika keputusan audit masih dibuat oleh asisten yang belum mempunyai pengalaman yang memadai, ISAs menegaskan bahwa auditnya tidak sesuai dengan ISAs.Untuk Indonesia, ciri penerapan ISAs yang paling jelas ialah seberapa besarnya keterlibatan patner yang pakar dalam penugasan audit tersebut.
Pengendalian Internal
Pengendalian Internal (Internal Control)ialah bukan hal baru dalam auditing yang ditekankan ISA ialah kewajiban entitas (dalam membangun,memelihara dan mengimplementasikan pengendalian internal)dan kewajiban auditor (dalam menilai pengendalian internal dan menggunakan hasil penilaiannya). Secara komunikasi dengan manajemen dalam hal auditor menentukan defisiensi dalam pengendalian internal.
Pengendalian internal merupakan perubahan mendasar dalam standar audit dan bagian yang tidak terpisahkan dari audit berbasis risiko. Contoh cara berfikir lama dapat dilihat dalam banyak praktik di Indonesia. Akuntan publik meriview sistem pengendalian internal, dan produk yang dihasilkannya ialah rekomendasi perbaikan sistem (dalam surat manajemen atau management letter).yang terpenting justru yang tidak dilakukan oleh auditor ; tidak mengaitkan prosedur audit selanjutnya dengan hasil review atas pengendalian internal.
Seolah-olah keduanya(prosedur audit selanjutnya dan review atas pengendalian internal) berdiri sendiri, independen satu dari yang lain,. Inilah perubahan mendasar ( perubahan pola pikir) yang ditetapkan ISA.
ThoseCharged with Governance
Istilah TCWG ditemukan dalam banyak ISAs dan akan dibahas tersendiri. Mengapa? ISAs menekankan berbagai kewajiban entitas dan manajemen, namun perkembangan dalam tata kelola pada dua dekade terakhir menekankan perlunya orang/lembaga dengan wewenang yang cukup dalam mengawasi entitas, mereka inilah yang disebut TCWG.
Konsekuensinya adalah jika orang/lembaga TCWG eksis dalam entitas tersebut (misalnya di pasar-pasar modal dunia, ini sudah menjadi Best Practice. Auditor wajib berkomunikasi dengan mereka.
Kesimpulan
Adopsi ISA merupakan bagian dari globalisasi perekonimian, termasuk globalisasi pasar uang dan pasar modal. Bagian terdahulu yang berbicara t peningkatan tentangbiaya, merupakan pengalaman negara-negara yang sudah lebih dulu mengadopsi IS.Indonesia lebih beruntung, karena tidak perlu mengeluarkan biaya tertentu(misalnya yang berhubungan dengan revisi ISA) dan bisa belajar dari pengalaman negara lain. Sebaliknya perubahan antara ISA dan standar terdahulu bukanlah perubahan yang spele dan tanpa makna, atau perubahan yang dikesampingkan begitu saja. Dalam pandangan penulis, perubahan standar audit (antara ISAdan standar terdahulu) bersifat substantif dan mendasar. Dari segi utilitas, perubahan ini menjawab banyak tantangan yang dihadapi auditor dalam menanggapi risiko yang diambilnya ketika menerima dan melaksanakan perikatanaudit.
Referensi : Tuannakotta M Theodurus. Audit Berbasis ISA. Penerbit Salemba Empat
wagalasehhh.....mantull min
BalasHapusSolder uap
Blackjack and casino review - CBS Philly
BalasHapusThe casino's gambling history is long-lasting, 바카라가입쿠폰 and so it's difficult to see why the casino's 넷마블 포커 casino would be the 러시안 룰렛 best fit 강원 랜드 후기 for 1xbet both.
Merkur 37C Safety Razor Review – Merkur 37C
BalasHapusThe Merkur 37c is deccasino an excellent short handled DE safety casinosites.one razor. https://deccasino.com/review/merit-casino/ It filmfileeurope.com is more suitable for both heavy and non-slip hands and is therefore a great option for experienced https://tricktactoe.com/